PURBALINGGA. Pertanian di Indonesia mulai
berkembang tahun 1962, yang semula produksi padi hanya mencapai 17.156 ribu
ton, kemudian meningkat tiga kali lipat menjadi 47.293 ribu ton, Seiring dengan
pertumbuhan laju penduduk yang sangat pesat pada 1992, kebutuhan beras semakin
meningkat dari 95,9 kg per jiwa , menjadi 154,0 kg per jiwa, sedangkan produksi
beras tidak meningkat, untuk menutupi kebutuhan beras pemerintah impor beras
dari negara lain untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.
Perlu kita ingat kembali bahwa pada tahun 1970-an
Prestasi pengembangan dibidang pertanian Indonesia pernah menjadi salah satu
negara pengekspor beras terbesar di dunia, hal ini merupakan prestasi yang luar
biasa namun kondisi yang nyata berbalik menjadi Negara pengimpor beras.
Kemudian pada tahun 1980 Indonesia mampu meraih medali from rice importer to
self sufficiency dari Food and Agriculture Organization (FAO). Indonesia mampu
mencapai swasembada pangan di bidang pertanian. (8/5)
Setelah masuk pada Era Reformasi prestasi
Indonesia di bidang pangan berangsur-angsur memudar dan tidak lagi bergairah,
yang kemudian gagasan melibatkan TNI dalam ketahanan pangan muncul di era
kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Target swasembada pangan kembali digaungkan oleh
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di era kepemerintahannya, tak tanggung-tanggung
Presiden Joko Widodo menargetkan supaya dapat mencapai swasembada pangan untuk
7 komoditas dalam lima tahun. Guna mendukung hal tersebut, Presiden Joko Widodo
mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 untuk memuluskan upayanya
mencapai target swasembada tersebut.
Menteri Pertanian menggandeng TNI dalam rangka mendukung upaya khusus swasembada pangan 2017. Penandatangan MoU Kementan dan TNI ini dilakukan pada 8 Januari 2015 silam antara Menteri Pertanian RI dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada saat itu dijabat oleh Jenderal TNI Gatot Nurmayanto yang dihadiri oleh Panglima Kodam dan Kadis pertanian seluruh provinsi.
Kerjasama antar Dinas Pertanian dan TNI AD
rencananya melibatkan 50.000 personil Bintara Pembinaan Desa (Babinsa),
disesuai dengan kekurangan tenaga penyuluh pertanian yang dimiliki oleh Dinas
Pertanian. Peran TNI disini antara lain untuk melakukan Program pemerintah
dalam membangun ketahanan pangan merupakan program yang harus didukung oleh
semua pihak karena kedepannya pangan akan menjadi satu perhatian kita bersama.
Keterlibatan TNI dalam usaha ikut meningkatkan produksi pangan terutama tanam
padi dan juga ikut mengamankan pendistribusian pupuk kedepan bisa dikembangkan
untuk ketahanan pangan dalam arti luas, apalagi dengan didukung oleh teknologi
pertanian juga ada sehingga memungkinkan pangan menjadi yang pasti.
Sebagai upaya Korem 071/Wk bersama Kodim di
jajarannya, mempunyai gagasan dalam mendukung program Upsus Swasembada pangan
dengan meluncurkan produk Nutrisi wijaya Kusuma yang berguna menunjang
pertumbuhan tanaman padi melalui system organic.
Nutrisi wijayakusuma sendiri berupa cairan
bening, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Nutrisi wijayakusuma
merupakan pupuk nutrisi yang berbasis pada kandungan vitamin dan mineral yang
menguntungkan, yang tak terbatas jumlahnya dan berbagai unsur nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman baik makro maupun mikro. Nutrisi wijayakusuma mengerti
kebutuhan tanaman dan sifatnya sistemik.
Cara penggunaan Nutrisi wijayakusuma sangat
praktis Cukup dicampur dengan air, dapat langsung diaplikasikan dan tidak
hanyut oleh air siraman ataupun air hujan dan diaplikasikan secara bersamaan
dengan pupuk lain, dengan cara dicampurkan serta dapat digunakan sebagai media
tanam cair (hidroponik/aquaponik). Yang menjadi keunggulan Nutrisi wijaya
kusuma penyimpanan tanpa takut terkontamiflasi, semakin lama disimpan
kualitasnya semakin baik.
Untuk keunggulan Nutrisi wijayakusuma antara lain
Menetralkan pH tanah, Menggemburkan tanah, Memaksimalkan proses pembibitan,
Memproduksi oksigen sendiri serta Memaksimalkan immune/ proteksi tanaman
Hasil lapangan dari penggunaan Nutrisi Wijaya
Kusuma bagi tanaman Padi dapat Meningkatkan potensi hasil sampai 1 ton per ha,
Mempercepat masa panen sampai 10 hari, Meningkatkan pH, Tahan hama dan
penyakit. Rendemen padi di atas 65%.
Berharap dengan inovasi yang saat ini sedang di
jalankan oleh Kodim Jajaran Korem 071/Wk melalui Produk Nutrisi Wijaya Kusuma,
pertanian kita makin maju, dan nantinya menjadi motivasi pertanian yang
menjanjikan untuk masadepan masyarakat umumnya bangsa Indonesia yang tidak lagi
ketergantungan dari hasil pertanian negara lain, karena disektor pertanian bisa
menjanjikan untuk masa depan para petani dan juga dapat diserap oleh Bulog
untuk memastikan ketersediaan pangan Nasional, Jika stok beras terpenuhi maka
pemerintah tidak akan melakukan impor beras karena semua bisa terpenuhi dengan
hasil pertanian kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar