PURBALINGGA - Usulan Musyawarah Rencana
Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) Eks Karesidenan Banyumas masih berkomitmen
mengupayakan permasalahan kemiskinan, pengangguran dan infrastruktur.
Kemiskinan menjadi persoalan mendasar di Kabupaten Purbalingga, dimana
Purbalingga menempati urutan 5 dengan angka kemiskinan tertinggi di Jawa
Tengah, dan rangking pertama di eks karesidenan Banyumas.
Plt Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi
dalam sambutanya menyampaiakan Purbalingga masih mengedepankan program-program
pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Program pemugaran Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH), Program jambanisasi dengan target tahun 2020 bisa dituntaskan sehingga
Kabupaten Purbalingga menjadi kabupaten 100 persen ODF.
” Program lainnya pembagian Beras Purbalingga
(Rasbangga) dan lele untuk masyarakat tidak mampu. Kemudian program rantang
berkah yakni pemberian makanan siapa saji sehari 2 kali untuk lansia yang tidak
mampu,” katanya saat pelaksanaan Musrenbangwil eks karesidenan Banyumas, Selasa
(12/3).
Lebih lanjut Tiwi mengatakan Untuk peningkatan
perekonomian masyarakat, Purbalingga juga meningkatkan program permodalan
rakyat melalui kredit mawar dengan plafon Rp 500 ribu sampai Rp 2 juta.
Kemudian program pelatihan dan balai latihan kerja, revitalisasi 11 pasar
sehingga geliat perekonomian sampai ke tingkat bawah.
” Untuk meningkatkan potensi wisata salah satunya
merevitalisasi Goa Lawa, meningkatkan program 20 desa wisata agar pegiat desa
wisata bisa berkembang dan peningkatan infrastruktur jalan wisata,” katanya
Oleh karena itu Pemkab Purbalingga mengusulkan
akses kemudahan jalan dari desa ke kota yakni pembangunan jembatan
Wirasana-Kalikajar, peningkatan jalan Panican-Linggamas, peningkatan Serang
-Baturaden serta, pemningkatan jalan Karangjambu-Ponjen, pembangunan terminal
tipe C di Kecamatan Kutasari.
” Pembangunan air bersih Jurug Karang untuk
pemenuhan air bersih di wilayah 5 desa, yakni Desa Panusupan, Desa Makam, Desa
Rajawana, Desa Tanalum, dan Desa Sumampir. Kemudian di sektor kesehatan
pembangunan Puskesmas Rembang dan di sektor perekonomian revitalisasi Pasar
Panican,” katanya.
Sedangkan sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah,
Sri Puryono mengatakan titik berat pembangunan Jawa Tengah di tahun 2020
terdapat 5 poin penting yakni pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Kedua
penigkatan kualitas dan kapasitas SDM, ketiga peningkatan kapasitas dan daya
saing ekonomi masyarakat yang berkelanjutan.
“Keempat pemantapan tata kelola pemerintahan,
konduusivitas wilayah dan perbaikan kapasitas fiskal daerah dengan rencana
obligasi daerah serta penurunan disparitas wilayah,” katanya.
Hadir pada kegiatan tersebut Gubenur Jawa Tengah
H. Ganjar pranowo,SH,M.IP, Plt Bupati purbalingga Dyah Hayuning
Pratiwi,SE,B.ECon,MM,. Bupati Banjarnegara Budi Sarwono, Bupati Banyumas
Ir.Ahmad Husein dan Bupati Cilacap H.Tato Suwarto Pamuji, Kasrem 071/WK Letkol
Inf Heri Sumitro, Dandim 0702/Purbalingga Letkol INF Yudhi Novrizal,S.IP,MT.
Han, Dandim 0704/BNA, Dandim 0701/Banyumas dan perwakilan Dandim 0703/Cilacap, Forkopimda
Purbalingga, Banjar negara, Banyumas dan cilacap, Anggota DPRD Kab Purbalingga,
Banjar negara, Banyumas dan cilapap, Bapelitbangda Jateng, Purbalingga, Banjarnegara,
Banyumas, Cilacap serta Tamu undangan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar